Jumat, 12 November 2010

Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Banyak sekali model-model pembelajaran dalam ruang lingkup pendidikan. Antara lain model pembelajaran kooperatif STAD, model pembelajaran kooperatif jigsaw, model pembelajaran PBI, model pembelajaran CTL, model pembelajaran Terpadu, model pembelajaran Langsung, model pembelajaran Learning Strategi, dan model pembelajaran Active Learning 

Dalam makalah ini akan membahas salah satu model pembelajaran yang telah diuraikan diatas, yaitu tentang model pembelajaran kooperatif Jigsaw. Pada Teknik mengajar dengan menggunakan metode jigsaw ini telah dikembangkan oleh Aronson et al. sebagai metode Cooperative Learning. Teknik ini bisa digunakan dalam pengajaran membaca, menulis, mendengarkan, ataupun berbicara. Teknik ini mengabungkan kegiatan membaca , mendengarkan, ataupun berbicara. Pendekatan ini bisa pula digunakan dalam beberapa mata pelajaran, seperti ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, matematika, agama, dan bahasa. Teknik ini cocok untuk semua kelas/ tingkatan untuk itu pada makalah ini akan di bahas tentang model pembelajaran kooperatif jigsaw secara rinci.

1.2 Rumusan Masalah
Dari beberapa uraian latar belakang diatas, dapat diambil beberapa rumusan masalah antara lain: 
1. Apa pengertian dari Metode Pembelajaran Kooperatif Jigsaw?
2. Bagaimana langkah-langkah dalam Metode Pembelajaran Kooperatif Jigsaw?
3. Bagaimana Faktor Pendukung dan Penghambat Penggunaan Metode Pembelajaran Kooperatif Jigsaw?



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dari Metode Pembelajaran Kooperatif Jigsaw 

Metode pembelajaran tipe jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya. Jigsaw ini didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang telah diberikan tetapi mereka juga harus memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian, siswa saling tergantung dengan yang lain dan harus bekerjasama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan". (Anita,2002).
Metode jigsaw merupakan salah satu variasi model Colloborative learning
yaitu proses belajar kelompok dimana setiap anggota menyumbangkan informasi pengalaman, ide, sikap, pendapat, kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya untuk secara bersama-sama saling meningkatkan pemahaman seluruh anggota.
Ditambahkan oleh Silberman (2005), bahwa Jigsaw learning merupakan sebuah teknik yang dipakai secara luas yang memiliki kesamaan sengan teknik "pertukaran dari kelompok ke kelompok" (Group-to-group) dengan suatu perbedaan penting. Setiap peserta didik mengajarkan sesuatu. Setiap peserta didik mempelajari sesuatu yang dikombinasi dengan materi yang telah dipelajari oleh peserta didik lain.

2.2 Langkah-Langkah dalam Proses Pembelajaran dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Kooperatif Jigsaw 
Terdapat beberapa teknik dalam strategi Cooperative Learning, meski demikian guru tidak harus terpaku pada satu titik saja. Guru dapat memilih dan memodifikasi sendiri teknik-teknik dalam strategi Cooperative Learning sesuai dengan situasi kelas. 
Ditambahkan oleh Halimatus S. (2002), bahwa langkah-langkah dalam Metode Pembelajaran Kooperatif Jigsaw antara lain: 
1) Guru memberi bahan pelajaran yang akan diberikan menjadi beberapa bagian
2) Sebelum bahan pelajaran diberikan, guru memberikan pengenalan mengenai topik yang akan dibahas dalam bahan pelajaran untuk hari itu. Guru bisa menuliskan topik dipapan tulis dan menanyakan apa yang siswa ketahui mengenai topik tersebut
3) Guru membagi siswa dalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari 4 anggota tim (disesuaikan dengan jumlah sub topik) sehingga anggota bertanggung jawab terhadap penguasaan setiap komponen sub topik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya
4) Siswa dari masing-masing kelompok yang bertanggung jawab terhadap sub topik yang sama membentuk kelompok lagi (kelompok pakar/ ahli). Siswa-siswa ini bekerja sama untuk menyelesaikan tugas kooperatifnya dalam (a) belajar menjadi ahli dalam sub topik bagiannya; (b) merencanakan bagaimana mengajarkan sub topik bagiannya kepada anggota kelompok semula
5) Siswa tersebut kembali ke kelompok masing-masing sebagai "ahli" dalam sub topiknya dan mengajarkan informasi penting dalam sub topik tersebut kepada temannya. Ahli dalam sub topik lainnya juga bertindak serupa, sehingga seluruh siswa bertanggung jawab untuk menunjukkan penguasannya terhadap seluruh materi yang ditugaskan oleh guru, dengan demikian setiap siswa dalam kelompok harus menguasai topik pelajaran secara keseluruhan
6) Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
7) Evaluasi terhadap materi yang diperoleh secara individu
8) Penghargaan
9) Penutup
Berdasarkan informasi dari Anonymous [2007], Faktor kunci keberhasilan yang harus diperhatikan dalam penerapan metode ini adalah:
a) Positive interdependence
Setiap anggota harus memiliki ketergantungan satu sama lain yang dapat menguntungkan dan merugikan anggota kelompok lainnya
b) Individual accountability
Setiap anggota kelompok harus memiliki rasa tanggung jawab atas kemajuan proses belajar seluruh anggota termasuk dirinya sendiri
c) Face-to-face promotive
Anggota kelompok melakukan interaksi tatap muka yang mencakup diskusi dan elaborasi dari materi pembahasan
d) Social skills
Setiap anggota kelompok harus memiliki kemampuan bersosialisasi dengan anggota lainnya sehingga pemahaman materi dapat diperoleh secara kolektif
e) Groups processing and Relection
Kelompok harus melakukan evaluasi terhadap proses belajar untuk meningkatkan kinerja kelompok.

2.3 Faktor Pendukung dan Penghambat Penggunaan Metode Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Learning
A. Faktor Pendukung Penggunaan Metode Pembelajaran Kooperatif Jigsaw
Dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran tipe jigsaw memiliki dampak yang positif terhadap kegiatan belajar mengajar, yaitu dapat meningkatkan aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran, meningkatkan ketercapaian TPK dan dapat meningkatkan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran berikutnya. Selain itu, pembelajaran kooperatif jigsaw ini merupakan lingkungan belajar dimana siswa belajar bersama dalam satu kelompok kecil yang heterogen, untuk menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran. Siswa melakukan interaksi sosial untuk mempelajari materi yang diberikan kepadanya, dan bertanggung jawab untuk menjelaskan kepada anggota kelompoknya. Jadi siswa dilatih untuk berani berinteraksi dengan sesamanya.
Berdasarkan kerangka berfikir secara teoritis yang dikutip dari pendapat para ahli, dan secara empiris dari hasil penelitian terdahulu, dapat dikatakan bahwa pembelajaran kooperatif jigsaw dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Dengan demikian , diharapkan penerapan model pembelajaran kooperatif jigsaw dapat meningkatkan kualitas proses dan kualitas hasil belajar (Anita. 2002).

B. Faktor Penghambat Penggunaan Metode Pembelajaran Kooperatif Jigsaw 
Tidak selamanya proses belajar dengan metode jigsaw ini berjalan dengan lancar. Terdapat beberapa hambatan yang dapat muncul. Yang paling sering terjadi adalah kurang terbiasanya peserta didik dan pengajar dengan metode ini. Peserta didik dan pengajar masih terbawa kebiasaan metode konvensional, dimana pemberian materi terjadi secara 1 arah. Faktor penghambat yang lain yaitu kurangnya waktu. Proses metode ini membutuhkan waktu lebih banyak, sementara waktu pelaksanaan metode ini harus disesuaikan dengan beban kurikulum (Anonymous, 2007).

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain: 
 Metode pembelajaran tipe jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya
 Langkah-langkah dalam Metode Pembelajaran Kooperatif Jigsaw antara lain: Guru memberi bahan pelajaran yang akan diberikan menjadi beberapa bagian, Guru memberikan pengenalan mengenai topik yang akan dibahas dalam bahan pelajaran untuk hari itu. Didiskusikan, Siswa yang dianggap paling "ahli" dalam sub topiknya harus mengajarkan informasi penting dalam sub topik tersebut kepada temannya. Ahli dalam sub topik lainnya juga bertindak serupa, sehingga seluruh siswa bertanggung jawab untuk menunjukkan penguasaannya terhadap seluruh materi yang ditugaskan oleh guru, dengan demikian setiap siswa dalam kelompok harus menguasai topik pelajaran secara keseluruhan, Evaluasi terhadap materi yang diperoleh secara individu dan Penghargaan.

 Terdapat Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Penggunaan Metode Pembelajaran Kooperatif Jigsaw
 Faktor Pendukung dalam Penggunaan Metode Pembelajaran Kooperatif Jigsaw yaitu dapat meningkatkan aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran, meningkatkan ketercapaian TPK dan dapat meningkatkan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran berikutnya. 
 Faktor Penghambat Penggunaan Metode Pembelajaran Kooperatif Jigsaw 

Terdapat beberapa hambatan yang dapat muncul. Yang paling sering terjadi adalah kurang terbiasanya peserta didik dan pengajar dengan metode ini. Peserta didik dan pengajar masih terbawa kebiasaan metode konvensional, faktor penghambat yang lain yaitu kurangnya waktu. Karena Proses metode ini membutuhkan waktu lebih banyak.
 
http://www.ngawieducation.co.cc/2009/11/model-pembelajaran-kooperatif-jigsaw.html
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar