Jumat, 29 Oktober 2010

Hakekat Perkembangan Anak Didik

Istilah perkembangan seringkali digandengkan dengan pertumbuhan dan kematangan. Ketiganya memang mempunyai hubungan yang sangat erat. Pertumbuhan dan perkembangan pada dasarnya merupakan perubahan, yaitu perubahan menuju ketahap yang lebih tinggi atau lebih sempurna. Ada beberapa perbedaan antara pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan lebih banyak berkenaan dengan aspek-aspek jasmaniah atau fisik, sedangkan perkembangan menyangkut aspek-aspek pisikis atau jasmaniah.
Istilah pertumbuhan (growth) dimaksudkan sebagai perubahan dalam aspek jasmaniah seperti berubahnya struktur tulang, tinggi dan berat badan, semakin sempurnanya jaringan syaraf, dan sejenisnya. Dengan kata lain, pengertian pertumbuhan itu lebih bersifat kuantitatif dan terbatas pada pola perubahan fisik yang dialami individu sebagai hasil dari proses pematangan. Dalam pertumbuhan dapat pula mencakup perubahan secara psikis kalau perubahan tersebut barupa munculnya suatu fungsi yang baru seperti munculnya kemampuan berpikir, simbolik, munculnya kemampuan abstrak, munculnya perasaan birahiterhadap lawan jenis.
Singkat kata dapat disimpulkan bahwa pengertian pertumbuhan mencakup dalam pengertian perkembangan. Namun tidak setiap perubahan dalam arti perkembangan merupakan pertumbuhan. Pertumbuhan terbatas pada perubahan-perubahan yang bersifat epvolusi (menuju kearah yang lerbih sempurna) sedangkan perkembangan dapat pula mencakup perubahan-perubahan yang bersifat inovasi (penurunan dan perusakan menuju ke arah kematian)
2. Anak Sebagai Suatu Totalitas
Sebagai objek studi psikologi perkembangan anak dipandang sebagai sebagai suatu totalitas. Konsep anak sebagai suatu totalitas dapat mengandumg tiga pengertian berikut: (a) anak adalah mahluk hidup (organisme) yang merupakan suatu suatu kesatuan dari keseluruhan aspek yang terdapat dalam dirinya, (b) dalam kehidupan dan perkembangan anak, keseluruhan aspek anak saling terjalin satu sama lain, dan (c) anak berbeda dari orang dewasa bukan sekedar secara fisik, tetapi secara keseluruhan.
Sebagai suatu totalitas, anak dipandang sebagai makhluk hidup (organisme) yang utuh, yakni sebagai suatu kesatuan dari keseluruhan aspek fisik dan psikis yang terdapat dalam dirinya. Keseluruhan aspek fisik dan psikis anak tersebut tidak dapai dipisahkan satu sama lain. Karena itu, anak juga dipandang sebagai individu. Lebih lanjut, konsep anak sebagai suatu totalitas atau kesatuan mengandung arti bahwa twerdapat saling keterjalinan antara keseluruhan aspek yang terdapat dalam diri anak tersebut secara terintegrasi saling terjalin dan memberikan dukungan fungsional satu sama lain. Bila dibanding dengan orang dewasa, konsep anak sebagai suatu titalitas juga mengandung arti bahwa perbedaan anak dengan orang dewasa tidak terbatas secara fisik melainkan secara keseluruhan.
3. Perkembangan Sebagai Proses Holistik dari Aspek Biologis, Kognitif dan Psikososial
Sesuai dengan konsep anak sebagai suatu totalitas atau sebagai individu, perkembangan juga merupakan suatu proses yang sifatnya menyeluruh (holistik). Artinya, perkembangan itu terjadi tidak hanya dalam aspek tertentu, melainkan melibatkan keseluruhan aspek yang saling terjalinsatu sama lain. secara garis besar, proses perkembangan individu dapat dikelompokkan ke dalam tiga dominan: proses biologis, kognitif, dan psikososial. Pertama, proses biologis atau perkembangan fisik mencakup perubahan-perubahan dalam tubuh individu seperti pertumbuhan otak, otot, sistem syaraf, struktur tulang, hormon, organ-organ indrawi, dan sejenisnya. Kedua, proses kognitif melibatkan perubahan dalam kemampuan dan pola berpikir, kemahiran berbahasa, dan cara individu memperoleh pengatahuan dari lingkungannya. Ketiga, proses psikosial melibatkan perubahan dalam aspek perasaan, emosi, dan keperibadian individu serta cara yang bersangkutan berhubungan dengan orang lain.
4. Kematangan vs Pengalaman dalam Perkembangan Anak
Kematangan (maturation) adalah urutan perubahan yang dialami individu secara teratur yang yang ditentukan oleh rancangan genetiknya. Dalam batasan ini kematangan dipandang sebagai suatu pembawaan (nature), yakni sebagai warisan biologis organisme yang dibawa sejak lahir. Di sisi lain, pengalaman (exprience) merupakan pristiwa yang dialami leh individu dalam berinterasi dengan lingkungan. Di sini pengalaman dipandang sebagai unsur lingkungan, yakni sebagai pengalaman environmental sebagai faktor yang paling penting dalam perkembangan anak.
Menurut pandangan maturasional, pada dasarnya individu berkembang dalam cara yang terpola secara genetik, kecuali kalau terganggu oleh faktor lingkungan yang bersifat merusak. Rancangan atau struktur genetik akan menghasilkan komunaltas dalam pertumbuhan dan perkembangan individu. Sebaliknya, kaum environmentalist menekankan pentingnya pengalaman dalam perkembangan anak. Unsur genetik individu sekedar mewariskan potensi dasar. Disamping dua kelompok aliran di atas, ada pula ahli perkembangan yang mempercayai bahwa hampir semua kualitas fisik dan psikis individu merupakan hasil dari pengaruh pembawaan dan lingkungan.
5. Kontinuitas vs Diskontinuitas dalam Perkembangan
Para ahli yang menekankan segi kesinambungan dalam perkembangan menjelaskan bahwa perkembangan itu merupakan perubahan kumulatif yang berlangsung secara bertahap dari masa konsepsi hingga meninggal dunia. Perkembangan adalah perubahan yang sifatnya bertahap dan merupakan akumulasi dari prilaku yang sama yang sudah diperoleh sebelumnya. Dalam proses perkembangan itu terjadi proses pengayaan, penambahan, atau pengurangan melalui pengalaman atau interaksi individu dengan lingkungan. Jadi disaat anak memperoleh tambahan perilaku atau keterampilan baru, ia mengkombinasikan dan mengkombinasikan kembali perilaku tersebut deb\ngan yang sudah ada untuk menghasilkan perilaku atau abilitas yang semakin kompleks.
Dalam perkembangan bahasa, misalnya, dari mulai anak hanya bisa mengucapkan suatu suku bahasa, kemudian satu kata, dua kata, tiga kata, dan seterusnya hingga beribu-ribu kata.menurut pandangan ini, kata pertama ang bisa diucapkan oleh anak sekalipun sebenarnyamerupakan hasil akumulasi dari pengalaman sebelumnya, meskipun sepertinya merupakan peristiwa baru. Jadi, model perkembangan ini menekankan perubahan kuantitatif, yakni unsur-unsuryang sudah ada dan lebih sederhana secara esensial mengalami penambahan dengan unsur-unsur baru sehingga menghasilkan kemampuan dan prilaku yang lebih kompleks.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar